Rabu, 08 Juni 2011

siswa smkn 7 pekanbaru

Siswa SMKN 7 Pekanbaru Kini Bisa Bikin Film
20 Oct 2010

* Opini
* Suara Karya

Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 7 Pekanbaru, Riau, pantas dibanggakan. Pasalnya, bukan saja karena indeks prestasi murid-murid sekolah itu relatif tinggi dibanding SMKN lainnya di Riau, tetapi juga karena prestasi pada umumnya murid sekolah itu mengagumkan. Prestasi terbaru yang membuat kalangan budayawan setempat ber-decak kagum karena pelajar sekolah itu kini sudah bisa membuat film pendek. Bahkan siswa di jurusan film animasi sekolah itu kini bisa membuat film animasi yang mengangkat kebudayaan lokal.

"Prestasi itu pantas dipuji karena saat ini amat jarang siswa setaraf SMA bisa memperlihatkan kemampuannya menghasilan karya yang membanggakan. Tapi, anak-anak di SMKN 7 Pekanbaru malah bisa bikin film animasi kebudayaan Melayu. Ini luar biasa," tutur seorang seniman di Pekanbaru. Kepala Sekolah SMKN 7 Pekanbaru, Muzailis, seperti dikutip Antara di Pekanbaru, Selasa lalu, mengatakan, selama ini film animasi yang dihasilkan sekolahnya untuk sementara masih berpatokan pada Jepangdan Amerika.

Oleh karena itu, sejak berdirinya SMKN 7 Pekanbaru setahun lalu, pihaknya bertekad untuk menghasilkan film animasi sendiri.
"Film animasi ini nantinya akan mengangkat budaya Melayu yangmerupakan kebudayaan lokal Riau dan rencananya bekerja sama dengan televisi lokal yang ada di Pekanbaru," tutur dia. Menurutnya, kebudayaan lokal perlu ditonjolkan untuk melestarikan budaya Melayu. Ia menambahkan,saat ini pihaknya tengah mempersiapkan segala sesuatunya baik dari sisi kemampuan siswa maupun guru.

Rencananya, SMKN 7 akan mengirimkan dua orang guru untuk belajar banyak tentang animasi ke Bandung. Tepatnya pada Asosiasi Industri Animasi dan Konten Indonesia (Ainaki). "Guru yang akan mengajarkan animasi tersebut juga mempunyai pendidikan minimum S-2 dan merupakan lulusan dari jurusan animasi," katanya.

Untuk peralatan penunjang, menurut Muzailis, akan dibantu oleh PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) yang memberikan komputer yang mempunyai spesifikasi untuk pembuatan animasi.

"Kita memang ketinggalan dibanding negara lain. Bahkan dari Malaysia pun, kita jauh ketinggalan karena mereka sudah menghasilkan film animasi yakni Upin dan Ipin," tutur dia.

SMKN 7 Pekanbaru ini, menurutnya, merupakan satu-satunya sekolah di Sumatera yang mempunyai jurusan animasi. Oleh karena itu, ia berharap banyak dengan adanya jurusan animasi di sekolah ini agar bisa menghasilkan film animasi yang mengangkat budaya lokal.

Saat ini SMKN 7 Pekanbaru mempunyai 35 siswa yang belajar di bidang animasi. Muzailis menambahkan, bagi peminat jurusan animasi, mereka mempunyai prospek cerah untuk bekerja baik di periklanan maupun media.

Selain animasi, SMKN 7 Pekanbaru juga mempunyai jurusan lain yakni Teknik Komputer Jaringan, Multimedia dan Rekayasa Perangkat Lunak.

Beberapa seniman dan tokoh masyarakat Riau yang paham benar mengenai kebudayaan Melayu berharap, melalui film animasi SMKN 7 Pekanbaru, masyarakat awam akan bisa mendalami bagian-bagian dari kebudayaan Melayu yang kini makin kurang ditemui penduduk Riau, khususnya di Pekanbaru.

"Tarian Melayu sudah jarang didapati masyarakat Kota Pekanbaru. Begitu juga atraksi adat Melayu, makin kurang dilihat penduduk. Padahal, kebudayaan Melayu itu basisnya ada di Riau. Jadi, kita bisa berharap banyak dari film-film animasi kebudayaan Melayu yang dihasilkan anak-anak SMKN 7 Pekanbaru itu," ujar beberapa seniman lainnya.

(Adrizan/Ami Herman)
Entitas terkaitAmi | Film | Guru | Jepangdan | Malaysia | Melayu | Multimedia | Muzailis | Pekanbaru | Prestasi | Riau | SMA | SMKN | Sumatera | Tepatnya | Upin | Konten Indonesia | Rekayasa Perangkat | Siswa SMKN | Tarian Melayu | Teknik Komputer | Asosiasi Industri Animasi | Kepala Sekolah SMKN | PT Chevron Pacific Indonesia | Sekolah Menengah Kejuruan Negeri | Pekanbaru Kini Bisa Bikin Film |
Ringkasan Artikel Ini
Bahkan siswa di jurusan film animasi sekolah itu kini bisa membuat film animasi yang mengangkat kebudayaan lokal. Kepala Sekolah SMKN 7 Pekanbaru, Muzailis, seperti dikutip Antara di Pekanbaru, Selasa lalu, mengatakan, selama ini film animasi yang dihasilkan sekolahnya untuk sementara masih berpatokan pada Jepangdan Amerika. Oleh karena itu, ia berharap banyak dengan adanya jurusan animasi di sekolah ini agar bisa menghasilkan film animasi yang mengangkat budaya lokal. Beberapa seniman dan tokoh masyarakat Riau yang paham benar mengenai kebudayaan Melayu berharap, melalui film animasi SMKN 7 Pekanbaru, masyarakat awam akan bisa mendalami bagian-bagian dari kebudayaan Melayu yang kini makin kurang ditemui penduduk Riau, khususnya di Pekanbaru.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar